Kamis, 05 Mei 2011

DASAR-DASAR JARINGAN

Diposting oleh Tika Cii LeBay di 02.44

. Protokol Komunikasi
Dalam dunia komputer, terdapat suatu standar bahasa yang memungkinkan
tiap-tiap komputer yang berbeda jenis dapat saling berkomunikasi. Standar tersebut
disebut sebagai protokol. Protokol mengatur bagaimana sebuah komputer
berkomunikasi dengan komputer yang lain.
Protokol standar de facto yang digunakan dalam dunia komputer adalah
TCP/IP. Menurut Purbo (Purbo dkk, 1998), Protokol TCP/IP diterima secara luas
karena memiliki beberapa sifat sebagai berikut:

1. Protokol TCP/IP dikembangkan menggunakan standar protokol yang
terbuka.
2. Standard protokol TCP/IP dalam bentuk Request for Comment (RFC)
dapat diambil oleh siapa saja.
3. TCP/IP dikembangkan dengan tidak bergantung pada perangkat keras atau
sistem operasi tertentu.
4. Pengembangan protokol TCP/IP dilakukan dengan konsensus dan tidak
tergantung pada vendor tertentu.
5. TCP/IP independen terhadap perangkat jaringan dan dapat dijalankan pada
jaringan Ethernet, Token Ring, jalur telepon dial-up dan jenis media
transmisi apapun.
6. Pengalamatan pada TCP/IP bersifat unik dalam skala global. Dengan cara
ini komputer dapat saling terhubung walaupun jaringannya seluas Internet
sekarang ini.
7. TCP/IP memiliki fasilitas routing yang memungkinkan sehingga dapat
diterapkan pada internetwork.
8. Protokol TCP/IP memiliki banyak layanan.
3.2.Arsitektur Dasar TCP/IP
TCP/IP sendiri merupakan singkatan dari Transmission Control
Protocol/Internet Protocol. Dari namanya bisa dilihat kalau TCP/IP bukanlah suatu
protokol tunggal, tetapi merupakan suatu kumpulan protokol. Seperti model protokol
jaringan yang lain, TCP/IP juga tersusun atas lapisan-lapisan. Tiap lapisan disusun
berdasarkan lapisan di bawahnya dengan cara menambahkan fungsi yang baru.
Protokol pada lapisan terendah sepenuhnya berurusan dengan pengiriman dan
penerimaan semua jenis data menggunakan perangkat keras jaringan yang telah
ditentukan. Protokol pada lapisan tertinggi adalah protokol yang didesain untuk
tugas-tugas tertentu seperti mentransfer file, menerima email dan lain-lain. Sedangkan
lapisan-lapisan diantara keduanya berhubungan dengan hal-hal seperti routing dan
pemeliharaan integritas dan kehandalan data.
1. Lapisan Link atau sering disebut lapisan data link. Lapisan ini
bertanggung jawab atas pengiriman dan penerimaan data dari media fisik.
Wujudnya biasanya berupa network interface dan device driver untuk
peralatan tersebut.
Lapisan ini menangani jaringan sesungguhnya yaitu berupa sambungan
fisik kabel, radio, serat optik dan sebagainya.
Contoh yang umum adalah ethernet. Perangkat ini terhubung ke perangkat
sejenis melalui sebuah kabel UTP dan hub atau sebuah kabel BNC yang
ujungya diberi terminator. Ethernet mengirim dan menerima blok data
yang disebut frame. Ketika sebuah ethernet mengirim data, data tersebut
dikirim ke seluruh jaringan. Namun hanya satu ethernet yang menjadi
tujuan pengiriman yang akan merespon data yang terkirim tersebut.
Sehingga dalam satu saat, hanya ada satu ethernet yang bisa mengirimkan
data.
Apabila ada lebih dari satu ethernet yang mengirimkan data, maka akan
terjadi tabrakan atau collisison. Untuk itu sebelum mengirimkan data,
sebuah ethernet akan mengecek apakah ada ethernet lain yang sedang
memancarkan data. Apabila ada, maka ethernet tersebut akan menunggu
dengan selang waktu yang acak untuk memancarkan data kembali.
Karena dalam satu jaringan/kabel terdapat lebih dari satu ethernet, untuk
me mbedakannya tiap-tiap ethernet mempunyai 48 bit alamat unik yang
disebut sebagai ethernet address. Selain ethernet, contoh lain adalah SLIP
dan PPP.
2. Lapisan Network. Lapisan ini bertanggung jawab untuk menyampaikan
data pada alamat yang tepat. Terdapat tiga macam protokol di sini yaitu
Internet Control Message Protokol (ICMP), Address Resolution Protokol
(ARP) dan Internet Protokol (IP).
ICMP adalah protokol yang digunakan untuk mengirimkan pesan dan
melaporkan kegagalan pengiriman data. ARP digunakan untuk
menemukan alamat host aatau komputer yang terletak dalam jaringan
yang sama. Sedangkan IP digunakan untuk menyampaikan paket data ke
alamat yang tepat.
3. Lapisan Transport. Lapisan ini berisi protokol yang bertanggung jawab
untuk mengadakan komunikasi antara dua host atau komputer. Protokol
yang ada adalah User Datagram Protocol (UDP) dan Transmission
Control Protocol (TCP).
4. Lapisan Aplikasi. Lapisan ini berisi layanan aplikasi yang digunakan untuk
berkomunikasi melalui jaringan. Beberapa contoh aplikasi yang umum
pada lapisan ini adalah surat elektronik (email), pengiriman berkas (ftp),
pengaksesan halaman-halaman web dan lain-lain.
Pergerakan data dari lapisan yang paling atas ke lapisan di bawahnya dengan
cara enkapsulasi data. Aplikasi pada layer paling atas mengirimkan data ke lapisan
Transport, kemudian lapisan Transport menambahkan informasi pada header data
tersebut dan mengirimnya dalam bentuk paket ke lapisan Network. Lapisan ini juga
menambahkan informasi pada header data tersebut untuk selanjutnya dikirim ke
lapisan Link. Demikian pula pada lapisan Link, paket juga mengalami penambahan
informasi pada headernya sebelum data benar-benar dikirimkan keluar melalui media
transmisi yang ada.
Proses yang berkebalikan terjadi ketika paket diterima pada host tujuan. Tiaptiap
lapisan dari yang paling bawah melepas informasi yang terdapat pada header.
Sehingga data yang utuh diterima oleh lapisan aplikasi.

Protokol ini adalah protokol utama dalam TCP/IP. Seluruh data yang berasal
dari protokol pada layer di atas IP harus dilewatkan, diolah oleh protokol IP, dan
dipancarkan sebagai paket IP, agar sampai ke tujuan (Purbo, 1998).
Lapisan ini mempunyai sifat unreliable, connectionless dan datagram delivery
service. Unreliable (ketidakhandalan) artinya bahwa protokol ini tidak menjamin data
akan sampai ke tempat tujuan. Protokol hanya akan melakukan usaha sebaik mungkin
agar data bisa sampai ke tujuan. Apabila ternyata dalam proses pengiriman terdapat
masalah yang mengakibatkan data tidak dapat dikirimkan, protokol hanya akan
mengirimkan pesan kepada alamat pengirim menggunakan ICMP bahwa ada masalah
dalam peniriman data. Connectionless artinya dalam proses pengiriman data pihak
pengirim maupun pihak penerima tidak diadakan handshake (perjanjian) terebih
dahulu. Sedangkan Datagram Delivery Service artinya adalah setiap datagram yang
dikirim tidak bergantung kepada datagram yang lain. Sehingga jalur yang ditempuh
oleh masing-masing paket IP bisa berbeda-beda yang menyebabkan urutan
kedatangan paket pada tujuan bisa saja menjadi tidak berurutan. Hal ini dilakukan
untuk mengusahakan agar paket data bisa sampai ke tujuan walaupun salah satu jalur
ke tujuan ini mengalami masalah.
Fragmentasi Paket IP
Dalam proses pengiriman data, TCP/IP memecah data menjadi paket-paket
kecil yang disebut sebagai datagram. Protokol IP bertanggung jawab untuk
melakukan pemecahan datagram yang berukuran besar menjadi beberapa
datagram yang ukurannya sesuai dengan lapisan fisiknya. Proses pemecahan
datagram menjadi paket yang lebih kecil disebut fragmentasi. Ukuran datagram IP
dapat mencapai 65.535. Namun banyak jaringan tidak mendukung ukuran data
sebesar itu. Sebuah frame ethernet, contohnya, hanya dapat diisi 1.500 byte data
dari lapisan di atasnya (Heywood, 1996).
Pada host tujuan, terjadi proses sebaliknya. Paket-paket data yang
berukuran kecil digabung kembali sehingga menjadi data yang utuh. Proses ini
disebut defragmentasi.
Format Header IP

1. Version. Menunjukkan format dari internet header. Versi yang
digunakan saat ini adalah versi 4.
2. Internet Header Length (IHL). Menunjukkan panjang dari header
menggunakan 32 bit word.
3. Type of Service. Menunjukkkan kualitas service yang dapat
mempengaruhi cara penanganan paket IP. Beberapa pilihan untuk
kualitas layanan adalah waktu tunda yang rendah (low delay),
kehandalan yang tinggi (high reliability) atau kecepatan yang tinggi
(high troughput).
4. Total Length. Menunjukkan panjang total datagram IP dalam ukuran
byte.
5. Identification, Flags dan Fragment Offset. Berisi data yang
berhubungan dengan fragmentasi paket. Fragmentasi adalah proses
memecah data menjadi paket-paket kecil sesuai besar maksimal data
yang bisa dilewatkan melalui suatu jalur.
6. Time To Live. Berisi jumlah router/hop maksimal yang boleh dilewati
oleh paket IP. Setiap kali melewati sebuah router, nilai pada TTL
berkurang satu. Apabila nilai TTL telah habis, sedangkan paket
tersebut belum mencapai tujuan, maka router terakhir akan membuang
paket tersebut agar tidak membebani jaringan. Dan selanjutnya router
tersebut mengirimkan paket ICMP ke alamat asal yang memberitahu
kegagalan pengiriman paket.
7. Protocol. Berisi data tentang protokol lapisan atas yang berhubungan
dengan bagian data dari datagram. Nilai assign number telah
ditentukan bagi banyak protokol.
8. Header Checksum. Berisi nilai checksum yang dihitung dari seluruh
field dari header paket IP. Nilai ini dihitung ulang di tempat tujuan.
Apabila terjadi perbedaan, paket dianggap rusak dan dibuang.
9. Source Address dan Destination Address. Berisi alamat IP asal dan
alamat IP tujuan. Berupa angka 32 bit.
10. Option + Padding. Beberapa byte option adalah:
a. Strict Source Route. Berisi daftar lengkap alamat IP dari router
yang harus dilalui oleh paket dalam perjalanannya ke host
tujuan. Paket balasan untuk datagram ini juga harus melalui
router yang sama.
b. Loose Source Router. Juga berisi daftar lengkap alamat IP dari
router yang harus dilalui paket untuk sampai ke tujuan. Tetapi
jika diantara dua router yang disebutkan terdapat router lain,
paket masih diperbolehkan melalui router tersebut.
Pengalamatan Nomor IP
Dalam setiap header paket IP, ada dua field yang memegang peranan
sangat vital agar sebuah paket sampai ke tujuan, yaitu source address dan
destination address. Alamat yang dimaksud adalah alamat IP. Alamat ini
sebenarnya tidak mengacu ke sebuah komputer, tetapi lebih ke interface jaringan.
Sehingga sebuah komputer yang memiliki dua buah interface tentu memiliki dua
alamat IP.
Alamat IP berupa bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik
setiap 8 bitnya yang disebut oktet.
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Setiap simbol x bisa bernilai 0 atau 1. Dan nilai ini kalau dikonversikan ke
dalam nilai desimal setiap oktet bisa bernilai antara 0 sampai dengan 255,
sehingga dengan kombinasi di atas sebenarnya bisa didapatkan sekitar 4,2 milyar
alamat.
IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, di mana
network ID menentukan alamat jaringan, sedangkan host ID menentukan alamat
dari peralatan jaringan (Wijaya, 2001). Peralatan jaringan yang dimaksud bisa
berupa workstation, server, router dan semua host TCP/IP lainnya dalam jaringan
tersebut. Alamat IP dikelompokkan dalam lima kelas. Kelas A memiliki jumlah
network sedikit tetapi tiap networknya memiliki jumlah host yang banyak.
Sedangkan kelas C memiliki jumlah network banyak, tetapi tiap networknya
memiliki jumlah host sedikit. Purbo (Purbo, 1998) menyebutkan pembagian kelas
alamat IP sebagai berikut:
1. Kelas A : bit pertama selalu bernilai 0, sehingga formatnya
0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Dengan begitu kelas A mempunya range dari 1.xxx.xxx.xxx sampai
dengan 126.xxx.xxx.xxx
2. Kelas B : dua bit pertama selalu bernilai 10, sehingga formatnya
10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Dengan begitu kelas B mempunya range dari 128.0.xxx.xxx sampai
dengan 191.255.xxx.xxx
3. Kelas C : tiga bit pertama selalu bernilai 110, sehingga formatnya
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Dengan begitu kelas C mempunya range dari 192.0.0.xxx sampai
dengan 223.255.255.xxx
4. Kelas D : empat bit pertama selalu bernilai 1110, sehingga formatnya
1110hhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Dengan begitu kelas D mempunya range dari 224.xxx.xxx.xxx sampai
dengan 239.xxx.xxx.xxx. Kelas ini tidak dipergunakan secara umum,
tetapi dipergunakan secara khusus untuk keperluan multicasting. Kelas
ini tidak mengenal network ID dan host ID.
5. Kelas E : empat bit pertama selalu bernilai 1111, sehingga formatnya
1111hhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Dengan begitu kelas E mempunya range dari 240.xxx.xxx.xxx sampai
dengan 255.xxx.xxx.xxx. Seperti halnya kelas D, kelas E juga tidak
diperguntukkan bagi kepentingan umum. Kelas ini ditujukan untuk
keperluan eksperimental.
Purbo (Purbo, 1998) juga menyebutkan bahwa penggunaan nomor IP
selain yang sudah tersebut di atas, harus memperhatikan beberapa aturan khusus
yaitu:
1. Network ID dan host ID tidak boleh 0 (nol), karena nilai tersebut
berarti menunjuk ke jaringan dan bukan sebuah perangkat. Misalkan
202.152.41.2 artinya jaringan dengan network ID 202.152.41,
sedangkan alamat 0.0.0.2 artinya host ID 2 pada jaringan lokal.
2. Network ID 127 merupakan alamat khusus yang disebut loopback.
Pesan yang dialamatkan ke network ID 127 tidak diteruskan ke
jaringan tetapi akan dikembalikan lagi.
3. Host ID 255 dibatasi penggunannya. Pesan yang dikirim ke host ID
255 akan disebarkan ke seluruh host dalam jaringan yang dikenal
sebagai broadcast.
Pendistribusian alamat IP dikoordinasi oleh IANA, dan untuk
mempermudah pengalokasian, distribusi secara regional diserahkan kepada ISP.
Saat ini alokasi alamat IP kelas A dan B telah habis, sehingga kita hanya
bisa mendapatkan alamat IP kelas C, dan itu pun suatu saat akan habis. Untuk itu
kita perlu benar-benar melakukan penghematan dalam penggunaan alamat IP.
3.4.ICMP
Protokol IP adalah protokol yang didesain sebagai protokol yang unreliable.
ICMP adalah protokol yang bertugas mengirimkan pesan-pesan kesalahan dan kondisi
lain yang memerlukan perhatian khusus (Purbo, 1998). Walaupun ICMP dijelaskan
secara terpisah, namun ICMP sebenarnya bagian dari IP.

Ada dua jenis pesan yang disampaikan oleh ICMP yaitu ICMP Error Message
yang dihasilkan ketika ada masalah dengan jaringan, dan ICMP Query Message yang
dihasilkan ketika si pengrim paket menginginkan informasi tertentu yang berkaitan
dengan kondisi jaringan.
Menurut Purbo (Purbo, 1998) beberapa contoh ICMP Error Message:
1. Destination Unreachable. Pesan ini dihasilkan oleh router ketika terjadi
kegagalan pengiriman akibat putusnya jalur baik secara fisik maupun
logika. Destination Unreachable masih dibagi menjadi beberpa tipe,
beberapa diantaranya adalah:
a. Network Unreachable jika jaringan tujuan tidak dapat dihubungi.
b. Host Unreachable jika host tujuan tidak dapat dihubungi.
c. Protokol at Destination is Unreachable jika pada tujuan tidak tersedia
protokol tersebut.
d. Port is Unreachable jika tidak ada port yang dimaksud pada tujuan.
e. Destination Network is Unknown jika network tujuan tidak diketahui.
f. Destination Host is Unknown jika host tujuan tidak diketahui.
2. Time Exceeded. Pesan ini muncul jika field TTL pada paket IP sudah
habis, sementara paket tersebut belum sampai tujuan.
3. Parameter Problem. Pesan ini muncul jika terdapat kesalahan parameter
pada header paket IP.
4. Source Quench. Pesan ini muncul bila terjadi jika router atau tujuan
mengalami kemacetan yang disebabkan ruang buffer yang terbatas.
Sebagai respon atas pesan ini, pengirim harus memperbesar jeda
pengiriman paketnya.
5. Redirect. Pesan ini muncul ketika ketika router menemukan bahwa host
mengirim paket melalui router yang salah, sedangkan router tersebut
mengetahui router lain yang bisa mengirimkan paket tersebut melalui
jalur yang lebih pendek.
Purbo (Purbo, 1998) juga menjelaskan beberapa contoh ICMP Query
Message:
1. Echo Request dan Echo Reply. Bertujuan untuk mengetahui apakah host
tujuan dalam keadaan aktif. Program ping merupakan program pengirim
paket ini. Dan jika sistem tujuan aktif, dia akan mengirimkan paket data
balasan, kecuali dengan sengaja diatur untuk tidak mengirimkan paket
balasan.
2. Timestamp Request dan Timestamp Reply. Pesan ini mengirimkan data
mengenai timestamp (penanda waktu) yang diperlukan untuk memproses
paket.
3. Address Mask. Untuk mengetahui berapa netmask yang harus digunakan
oleh suatu host dalam suatu jaringan.
Sebagai paket pengatur kelancaran jaringan, maka ICMP tidak boleh
membebani jaringan. Karenanya, paket ICMP tidak boleh dikirim saat terjadi problem
yang disebabkan oleh (Purbo, 1998):
1. Kegagalan pengiriman paket ICMP itu sendiri.
2. Kegagalan pengiriman paket broadcast atau multicast.
3.5.ARP
Dalam sebuah jaringan lokal, host-host saling terhubung menggunakan
ethernet. Ethernet memiliki ethernet address sepanjang 48 bit. Untuk mengirim data
ke host dengan alamat IP tertentu, sebuah host harus mengetahui di atas ethernet
address manakah alamat IP yang dituju. Mekanisme untuk mengenali hubungan
alamat IP dengan ethernet address adalah Address Resolution Protokol atau ARP.
Cara kerja ARP adalah sebagai berikut :
1. Host A pada akan mengirimkan data ke host B dengan alamat IP tertentu
dalam jaringan lokal. Diasumsikan dalam cache ARP host A belum ada
entry untuk host B.
2. Host A memancarkan paket ARP secara broadcast ke jaringan. Isi paket
tersebut menanyakan siapakah pemilik alamat IP B dan berapakah alamat
ethernet-nya.
3. Setiap host menerima paket ARP tersebut dan mencocokkan dengan
alamat IP masing-masing. Jika alamat IP-nya tidak cocok, maka dia akan
mengabaikannya.
4. Host B yang merasa alamat IP-nya cocok, akan mengirim paket balasan ke
host A. Isi paket balasan tersebut adalah alamat IP dan ethernet address B.
5. Host A menyimpan alamat B ke dalam ARP cache sehingga suatu saat
ketika host A ingin mengirimkan paket ke host B, host A tidak perlu
melakukan langkah-langkah di atas, tetapi cukup memeriksa ARP cachenya.
3.6.TCP
Protokol TCP (Transmission Control Protokol) terletak di lapisan transport.
Protokol in bersifat connection oriented, reliable dan byte stream service.
Connection Oriented artinya sebelum melakukan pertukaran data, dua host
harus saling melakukan handshake (perjanjian) terlebih dahulu. Reliable berarti
menerapkan proses deteksi kesalahan dan pengiriman ulang. Byte Stream Service
berarti paket dikirimkan sampai ke tujuan secara berurutan.
Secara sederhana proses handshake dimulai oleh suatu host dengan
mengirimkan paket SYN (synchronize). Kemudian host tujuan merespon paket syn
dengan mengirimkan paket ACK (acknowledgement). Dengan demikian handshake
telah dibangun.
Untuk mejaga kehandalan, TCP menerapkan beberapa hal (Purbo, 1998):
1. TCP memecah data menjadi segmen-segmen yang ukurannya paling sesuai
menurut TCP.
2. Ketika suatu host menerima paket TCP dari host lain, dia mengirimkan
paket ACK untuk memberitahu bahwa data telah diterima.
3. Pada host pengirim, setelah data dikirimkan, TCP mengaktifkan timer.
Jika sampai saaat yang ditentukan ACK dari tujuan belum diterima, maka
host akan mengirim ulang paket di atas.
4. TCP memiliki proses flow control untuk mencegah server cepat
membanjiri server lambat. Setiap koneksi TCP memiliki buffer dengan
ukuran terbatas. Host penerima TCP hanya memperbolehkan host
pengirim mengirimkan data sesuai ukuran buffer sebesar yang ia miliki.
3.6.1. Format Header TCP

1. Source Port/Destination Port. Menunjukkan port yang mengidentifikasi
aplikasi pengirim dan penerima.
2. Sequence Number. Menunjukkan posisi urutan dari oktet data pertama
pada segmen.
3. Acknowledgment number. Setiap kali data sukses terkirim, pihak
penerima mengisi field ini dengan sequence number berikutnya yang
diharapkan oleh penerima.
4. Offset. Menunjukkan panjang header.
5. Reserved. Bit cadangan, diset nol.
6. Control Bits. Terdapat enam jenis karakter kontrol:
a. URG menunkjukkan Urgent Pointer bernilai valid.
b. ACK menunjukkan Acknowledgement bernilai valid.
c. PSH Memulai fungsi push.
d. RST me-reset koneksi.
e. SYN Melakukan sinkronisasi nomor urutan untuk hubungan.
Bit ini di-set saat sebuah segmen meminta hubungan dibuka.
f. FIN menunjukkan pengiriman selesai dan menutup hubungan.
7. Window. Menunjukkan panjang window (semacam buffer)
peneriman segmen TCP, merupakan banyak byte yang bisa diterima
tiap saat. Lebarnya 16 bit, sehingga nilai maksimalnya adalah 65.535.
8. Checksum. Digunakan untuk mengontrol erorr pada header dan field
data.
9. Urgent Pointer. Aktif jika flag URG di set. Menunjukkan nomor urutan
oktet menyusul data yang mendesak.
10. Option. Berfungsi untuk mengatur berbagai fungsi yang meliputi
daftar option, no-operation, ukuran segmen maksimum.
3.7.UDP
User Datagram Protokol (UDP) adalah protokol sederhana. UDP bersifat
connectionless dan unreliable. Sebagai protkol datagram, UDP tidak mengurusi
penerimaan aliran data dan pembuatan segmen yang sesuai untuk IP. Sehingga
menjadikan UDP sebgai protokol yang ringkas.
Paket UDP tidak membutuhkan jawaban, sehingga sangat mengurangi
overhead jaringan. Berbeda dengan TCP yang harus membuka dan menutup
hubungan. UDP biasanya digunakan oleh aplikasi yang secara periodik melakukan
aktivitas tertentu misalnya query routing table pada jaringan. Hilangnya satu data
dapat diatasi dengan query pada periode berikutnya.
Kemiripan UDP dengan TCP adalah penggunaan nomor port untuk
membedakan pengiriman datagram ke beberapa aplikasi yang berbeda dalam
komputer yang sama.

1. Source Port/Destination Port. Menunjukkan port yang mengidentifikasi
aplikasi pengirim dan penerima.
2. Length. Menunjukkan panjang header dan data pada datagram.
3. Checksum. Berisi nilai untuk melakukan pengecekan terhadap kesalahan.
3.8.Firewall
Firewall secara bahasa artinya adalah sebuah bangunan yang dibuat untuk
mencegah menjalarnya api. Sedangkan Internet Firewall adalah suatu kombinasi
perangkat lunak dan perangkat keras yang didesain untuk memeriksa aliran trafik
jaringan dan permintaan servis. Kegunannya adalah untuk mencegah
keluar/masuknya aliran paket yang tidak memenuhi kriteria kemanan yang
didefinisikan oleh organisasi pemilik jaringan (Purbo, 2000).
Firewall yang sederhana adalah sebuah host tanpa fungsi routing yang
menghubungkan dua buah jaringan. Sebuah kartu jaringan terhubung ke internet dan
sebuah kartu jaringan lain terhubung ke jaringan lokal. Untuk bisa terhubung ke
internet, client harus log-on ke host tersebut dari komputer di jaringan lokal, dan dari
host tersebut kita menjalankan aplikasi yang mengakses internet. Dengan aplikasi
tersebut kita mengakses internet dengan display yang ditampilkan pada komputer
lokal kita.

Proxy Server
Grennan mendefinisikan bahwa Proxy server menyediakan akses internet
secara tidak langsung melalui firewall (Grennan, 2000). Ilustrasi dari hal ini
adalah seseorang yang melakukan telnet ke suatu mesin, kemudian melakukan
telnet lagi ke mesin yang lain di internet. Proxy server mengotomatisasi hal ini.
Ketika client melakukan koneksi ke internet, maka client akan terhubung ke proxy
lebih dulu, kemudian proxy akan menghubungi server tujuan dan memberikan
data yang diminta ke client.
Karena menangani semua komunikasi, maka proxy bisa melakukan log
terhadap semua lalu lintas data. Untuk tipe proxy web, log ini termasuk semua
URL yang diakses oleh pengguna. Untuk proxy FTP, log bisa berupa semua file
yang di-upload dan donwnload oleh user.
Packet Filtering Firewall
Menurut Grennan packet filterring firewall adalah firewall yang berkerja
pada lapisan network (Grennan, 2000). Data akan diijinkan untuk lewat/diproses
apabila memenuhi kriteria yang ditetapkan. Firewall jenis ini akan menyaring
paket berdasarkan informasi tipe, alamat asal, alamat tujuan, dan port dari paket
tersebut. Informasi tersebut didapat dari header paket yang diterima.
Data yang dianalisa sangat sedikit, sehingga filtering jenis ini
menggunakan sangat sedikit proses CPU, dan menghasilkan beban yang sangat
ringan kepada jaringan.
Firewall jenis ini tidak menyediakan mekanisme kontrol dengan password,
sehingga kita tidak bisa memilih user yang mana yang kita beri akses. Satusatunya
identitas bagi pengguna adalah alamat IP yang diberikan kepada
workstation pengguna. Hal ini bisa menjadi masalah ketika workstation
dikonfigurasikan menggunakan DHCP, karena alamat IP selalu berubah-ubah.
Sehingga aturan baru harus dikonfigurasi ulang untuk menyesuaikan dengan hal
ini.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Belajar TKJ Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | Angry Birds Merchandise